analogi Warna beserta filosofi di kehidupan




di dunia ini tak lepas dari sesuatu yang bernama Warna...warna bisa mencerminkan keceriaan dan juga bisa mencerminkan sesuatu yang memperihatinkan..itulah warna...mempunyai banyak filosofi yang dapat di artikan dari masing-masing pandangan orang yang melihatnya...itupun tergantung dari objek yang menjadi elemen disekelilingnya...
misalnya bendera indonesia yang berwarna merah putih...merah di lambangkan keberanian dan putih melambangkan kesucian...kalo digabungkan,..itu menjadi warna pink...nah..warna pink lebih identik dengan suatu kecintaan..coba kalo masyarakat indonesia ini mencerminkan benderanya sendiri...antara kesucian dan keberanian pribadi masyarakat indonesia itu di satukan,.cinta tetap terus ada di antara kita..pasti negara kita akan makmur karena terdapat cinta dan kasih sayang didalamnya...ehem..ehem..tul ga... (tapi ko jadi ngaco nih...^^)
balik lagi ke warna...
bagi seorang desainer..perpaduan warna dalam menciptakan suatu karya desain yang menarik merupakan keutamaan yang wajib didahulukan, dan memerlukan tingkat kekuatan imaginasi yang tinggi. karena warna memegang peran sebagai sarana untuk lebih mempertegas dan memperkuat kesan atau tujuan dari sebuah karya desain. Dalam perencanaan corporate identity, warna mempunyai fungsi untuk memperkuat aspek identitas. nah Lebih lanjut lagi dari apa yang dikatakan oleh Henry Dreyfuss (www.tipsdesain.com), bahwa warna digunakan dalam simbol-simbol grafis untuk mempertegas maksud dari simbol-simbol tersebut . Sebagai contoh adalah penggunaan warna merah pada segitiga pengaman, warna-warna yang digunakan untuk traffic light merah untuk berhenti, kuning untuk bersiap-siap dan hijau untuk jalan. Dari contoh tersebut ternyata pengaruh warna mampu memberikan impresi yang cepat dan kuat.
bagaimana dengan aura??
Aura yaitu semacam lapisan warna-warna yang meliputi permukaan badan makhluk hidup yang hanya bisa dilihat oleh seseorang dengan pandangan yang jernih.
dari berbagai sumber mengatakan kalo aura yang dimiliki oleh benda hidup itu seperti warna pelangi, berlapis-lapis,..dan dapat berubah setiap saat tergantung dari keadaan mental dari orang tersebut...
nah di bawah ini merupakan petikan syair tentang analogi warna manusia yang pernah saya tulis di mading sekolah waktu dulu...(ga sengaja ketemu di antara selipan buku2 catatan sma waktu dulu...^^)

Adakah Semangatmu Masih Jingga
Atau Harummu Masih Biru
Mungkin Juga Cintamu Masih Pink
Namun Dendamku begitu Hitam
Semerah Amarahku
Sekelabu Kebencianku
walau bagaimanapun hatikupun masih terasa Putih
Menjadikan Jiwaku Hijau Berseri
Secerah Pelangi Hidup ini..
SeNila Kenangan
SeUngu Harapan

1. Jingga mempunyai arti semangat hidup
"adakah semangatmu masih Jingga?"
2. Biru lebih identik dengan cita-cita mulia, dan keagamaan
"atau harummu masih biru?"
3. Pink..perpaduan dari warna merah dan putih, melambangkan suatu kecintaan dan keindahan.
" Mungkin juga cintamu masih Pink?"
4. Hitam..lebih banyak diartikan sebagai pikiran yang negatif, dendam, sesuatu yang dalam, dan misterius.
5. merah melambangkan keberanian, kemarahan,.
"Semerah Amarahku"
6. Kelabu mempunyai arti suasana kesedihan, ketakutan, kebencian.
"Sekelabu kebencianku"
7. Putih...mengandung arti kesucian, tingkat kerohanian yang tinggi.
"Hatiku masih terasa Putih"
8. Hijau melambangkan kehidupan baru/pembaharuan, keasrian dan sifat yang baik.
"Menjadikan Jiwaku Hijau Berseri"
9. Pelangi melambangkan arti keindahan warna-warni kehidupan
"secerah pelangi hidup ini..."
10. Nila..melambangkan arti kerinduan
"Senila kenangan"
11. Ungu melambangkan arti penantian
" Seungu Harapan.."

nah...tentu saja masih banyak lagi warna yang dipadukan dan mempunyai filosofi yang berbeda-beda pula...
Hidup dengan penuh warna, lebih bermakna dibanding hidup dengan dengan satu warna...
hidup pelangi!!!

Senandung Lagu Neno Warisman

aaaa....baaaa...taaa....tsa...Allah Maha Kuasa...
ja... ha... kho...Mari belajar Iqro'...

ini salah satu potongan dari bait lagu karya neno warisman yang jadi lagu favorit ku pada masa MI (madrasah Ibtidaiyyah) waktu itu....setiap hari pasti aku selalu menyetel lagu itu sebelum ke sekolah, pulang dari sekolah, sebelum tidur, sehabis sarapan, sebelum makan siang, sesudah makan malam,..pokoknya lagu itu udah kaya obat penambah berat badan dah..coz tanpa dengerin lagu itu kerjaan ku cuma ngerengek terus...(nyambung ga sih?)hehehe..pokoknya lebay dah...susah di ungkapkan dengan kata2... :)
pa lagi denger bait yang satu ini nih...(kalo ga salah judulnya "Allah turunkan hujan")

Allah Turunkan Hujan...
Dari gumpalan Awan
Dari Langit yang tinggi..
membasahi seluruh bumi...
bla..bla...bla...(lupa)

aaaaargh....kangen..kangenn..kangen..cuma kata-kata itu yang bisa aku ucapin untuk mengungkapkan perasaan ku sekarang...huhuhu...
apalagi ketika teringat masa-masa kecil ku bersama adik..waktu itu emang lagi musim hujan,.emang aku suka banget yang namanya turun hujan..mandi hujan bareng sambil nyanyiin lagu itu sambil teriak-teriak...kebayang ga siiiiih....ngebayangin nada-nadanya aja udah kerasa banget di masa-masa kecil dulu...pa lagi nanti kalo aku udah nemuin tuh lagu...urgh...pa yang ku lakuin dah kalo udah ketemu???(lah jadi bingung)..
ya yang pasti aku bakal ngerasain lagi hidup di masa-masa kecil tanpa beban...ga kaya sekarang..dikit-dikit pusing...dikit-dikit pening...lama-lama kalo kaya gini terus otak bisa jadi miring..hwehehehe...ya seengga-engganya bisa ngurangin rasa pusing dengan ngedengerin lagu itu..yang namanya lagu..buat menghiburlah..ga mungkin tambah pusing kaleee...
tapi mo cari dimana??dari tadi tau ga?(ga taukan pada???) aku tuh udah ubek-ubek (cari-cari *red) di uncle google..tapi hasilnya nihil...ga ada satupun pisan...apa mang ku belom nemuin yah???tapi engga ah..ku udah cari ke sudut-sudut dunia maya...tetep ga ketemu...(yassalaam)..
ada yang bisa aku bantu?eh salah, ada yang bisa bantu aku?buat cari-cari tuh lagu?

pengalaman belajar mengetik 10 jari

Ngetik buta tanpa melihat keyboard?mmm bisa ga ya?ya pasti bisa kalo mo di biasakan,bisa itu karena biasa, berarti harus di biasakan mengetik, tapi ada ga sih cara yang cepat dan simpel buat bisa mengetik 10 jari tanpa melihat keyboard?jawabannya pasti ada tergantung dari keyakinan dan pastinya harus PD alias Percaya Diri dengan sungguh-sungguh..
sebenarnya cukup simpel...alias ga rumit agar jari kita lentik di atas keyboard..:),.

tips ini bersumber dari pengalaman penulis yang pada saat itu punya ambisi ingin menjadi penulis (tapi ga kesampean..hiks...)..emang pada dasarnya seneng juga ama yang namanya mengetik...jadi kuncinya adalah jadikan mengetik itu sebuah kesenangan alias hobi..dan pasti dijamin bisa..terus???langsung aja ada beberapa langkah-langkah yang menurut saya cukup efektif agar jari kita lentik di atas keyboard, yaitu:

  1. siapkan keyboard (disarankan mesin tik), langkah ini merupakan langkah awal untuk kita bisa lancar mengetik (ya iyyalah...tanpa keyboard ato mesintik kapan bisanya???).. siapkan mesin tik / keyboard baik yang terhubung dengan komputer atopun keyboard yang memang udah rusak sekalipun juga ga pape dan tempatkan dimana saja terserah,..di meja kamar, di atas kasur, terserah yang pasti kalo kita da waktu luang dan disaat itu berhadapan ma keyboard, iseng-iseng ja ketik walau kita ngetik di atas keyboard yang rusak ato ga kehubung ma komputer..(siap-siap disangka orang gila ma adik ato ortu kita...,hehehe..tapi cara awal yang satu ini ampuh loh^^)
  2. kenali letak tuts/tombol di keyboard dan tugas jari-jari tangan kita, agar lebih mudah,..hapalkan tuts-tuts yang da ditengah terdahulu yang menjadi basic jari kita di atas keyboard.. contoh: tuts yang pertama kali kita hapal asdfghjkl;. cukup itu saja dulu..yang lainnya otomatis bakalan hapal (percaya ga?)...
    dibawah ini merupakan tugas "reguler" masing-masing jari kita..(permasalahan dibatasi hanya untuk pengetikan selain angka)

    jari kelingking kiri = bertugas menekan tuts Q, A, dan Z
    jari manis kiri = bertugas menekan tuts W, S dan X
    jari tengah kiri = bertugas menekan tuts E, D
    jari telunjuk kiri = bertugas menekan tuts R, T, F, G, C, V dan B
    jari kelingking kanan = bertugas menekan tuts P, kurung kurawa buka ( { ) , kurung kurawa tutup ( } ), titik koma ( ; ), kutip (") , slash ( / ) , titik (.)
    jari manis kanan = bertugas menekan tuts O, L, dan koma (,)
    jari tengah kanan = bertugas menekan tuts I, K, dan M
    jari telunjuk kanan = bertugas menekan tuts U, Y, J, H, N, dan B
    jari jempol kanan/kiri = bertugas menekan space /spasi
  3. Nah di step ini langsung aja taruh ke-10 jari kita di atas tuts basic diantaranya untuk posisi jari kelingking kiri sampai telunjuk tangan kiri berada di tuts ASDF, untuk jari telunjuk kanan sampai dengan kelingking kanan berada diatas tuts JKL; (untuk G dan H dikosongkan), dan posisi jempol/ibu jari kedua tangan berada di atas tuts spasi/space.
    Udah ngerti belom?kalo udah langsung ke step 4.
  4. Lakukan pemanasan terlebih dahulu..tekan tuts dari A s/d tanda kutip (") dari kelingking kiri sampai kelingking kanan secara berurutan, perlahan-lahan dan sebanyak-banyaknya sampai lancar. ( A S D F G H J K L ; ' ), setelah itu naik ke deretan tuts di atas tuts basic (Q, W, E, R, T, Y, U, I, O, P, [, ], \ ) dan ulangi sampai lancar, dengan ketentuan posisi jari harus tetap berada di posisi tuts basic, Maksudnya kalo saat jari "Manis" tangan kiri kita mau ngetik tuts W posisi kelingking tangan kiri harus tetap di tuts A,..sepengalaman saya ini yang susah,..keseringan kalo salah satu jari bergerak pasti jari yang lain ikut.. dan itu gunanya dari step 4 ini, disering-seringin supaya lentur jari-jarinya saat melakukan tugasnya masing2..:) ,..setelah bosen dengan Tuts Q, W, E, R, T, Y, U , I, O, P, [, ], \, lanjutkan dengan tuts di bawah tuts basic Z, X, C, V, B, N, M, tanda koma (,), titik (.), dan slash (/) sampai bosen..hehehe…
  5. nah… di langkah ini merupakan langkah yang menurut saya paling ampuh,..kenapa? Karena dilangkah ini kita langsung mengetik suatu kalimat yang akan menjadi dasar atau bisa juga dikatakan pedoman dalam melentikan jari-jari…seperti yang saya katakan di awal pembahasan di atas, "bisa itu karena biasa", maka biasakanlah mengetik suatu kalimat. Kalimat yang sederhana aja, sebagai contoh dari pengalaman waktu dulu di jaman batu, saya pernah membuat kalimat "kepada yang terhormat bapak/ibu guru di bandung", dan hanya kalimat itu saja yang selalu saya latih…setiap ketemu keyboard, ataupun mesintik entah itu di sekolah, di rumah, di kamar, di kamar mandi (yang terakhir bohong), yang paling awal saya ketik ataupun sekedar pencet-pencet aja ya kalimat tersebut…walau keyboard dalam keadaan rusak dan mesin tik dalam keadaan habis pitanya sekalipun tetap saya keukeuh untuk terus memijit-mijit tutsnya dan mengetik kalimat tersebut..bahkan dengan berimajinasi tanpa keyboard sekalipun saya ketik tuh kalimat..(suer dah).. perlahan-lahan tapi pasti sampai saya yakin dan lancar baru saya coba tanpa melihat.. alhasil…temen2 yang ngeliat pada kaget…saya bisa dengan pedenya dan bangganya mengetik kalimat "kepada yang terhormat bapak/ibu di bandung" tanpa melihat sedikit pun ke keyboard..^^(tapi belom tentu dengan kalimat yang lain loh..hehehe..untung aja ga disuruh kalimat laen ma temen2..hwehwehe..) tapi tenang kalimat laen otomatis ga bakal susah lagi ko..sepengalaman saya yang paling susah dan perlu dilatih adalah kelenturan dan juga kedisiplinan jari-jari kita menjalankan masing-masing tugasnya. Jadi dengan mengetik secara berulang-ulang kalimat sederhana yang kita buat itu merupakan salah satu cara ampuh untuk melenturkan jari-jari kita…nah..setelah itu baru saya buat kalimat lain yang lebih panjang dan dengan
    huruf-huruf yang berbeda dibanding sebelumnya.


berpikirlah kalo mengetik itu mudah dan jadikan mengetik ini suatu hobi atau sekedar kesenangan dan kebiasaan, dari dulu sampai dengan sekarang saya punya hobi ngetik lirik lagu sambil mendengarkan lagunya, kalo ada lagu yang saya suka dan ga tau liriknya,.saya langsung ketik aja, dan cukup sekali putar tuh lagu udah ada liriknya..diputar lagi lagunya saya udah bisa nyanyi n ngikutin lagunya deh..di putar ketiga kalinya udah apal tuh lagu…hehehehe.. oya satu lagi yang perlu diingatkan,.. selalu terbuka hati untuk menolong,..artinya jika kakak, teman, ataupun orang tua kita ada suatu urusan yang namanya mengetik cobalah untuk menawarkan jasa anda untuk menolong mereka walaupun mereka tidak memintanya,..(syukur-syukur di kasih imbalan $_$), dengan tujuan yaitu untuk memperlincah jari kita di atas keyboard. Semoga bermanfaat…amiin

mo mulai serius ngeblog supaya ga dibilang goblog..^^v

sebuah catatan pribadi yang sengaja ingin dipublikasikan ke semua umat manusia agar bermanfaat...hahahaha...(lebai pa lebay nih yang bener..) pokoknya campur aduk dah kaya adonan..:p
disamping kapasitas memori dalam pikiran ini masih kecil n belom di upgrade..(sebentar-sebentar ngehang..^^ *red) sebenernya juga sih agar tujuan dari hidup ini tercapai yaitu menjadi panjang tangan ilahi untuk menolong sesama manusia lewat sebuah catatan-catatan kecil..(yassalaaaam)..
walau kata2nya tak beraturan..mudah2n dapat menjadi sebuah manfaat bagi para kaum2 yang berpikir...amin...didalam blog ini insya Allah bakal aku sediain dari yang sekecit bakteri sampai se-gede2nya bakteri, eit salah maksudnya segedenya matahari dan seluasnya alam semesta...(jadi tammbah lebay nih..hehehe..)dari kata-kata GUE yang ancur sampai kata2 SAYA yang halus lembut insyaAllah AKU bakal kata2in di blog ini..hehehe...

BUSINESS PROCESS ENGINEERING

A. PENDAHULUAN

Teori-teori manajemen organisasi secara intensif mulai diperkenalkan di awal tahun 1980-an. Teori yang paling banyak dipelajari dan diterapkan adalah mengenai manajemen perubahan (change management). Pada hampir semua kerangka teori manajemen perubahan ditekankan pentingnya teknologi informasi sebagai salah satu komponen utama yang harus diperhatikan oleh perusahaan yang ingin menang dalam persaingan bisnis. Seperti pada kedua era sebelumnya yang lebih menekankan pada unsur teknologi, pada era manajemen perubahaan yang lebih ditekankan adalah sistem informasi, karena komputer dan teknologi informasi merupakan komponen dari sistem tersebut. Kunci keberhasilan perusahaan di era tahun 1980-an adalah penciptaan dan pengusaaan informasi secara cepat dan akurat.
Didalam periode ini, perubahaan secara filosofi dari perusahaan tradisional menuju perusahaan modern terletak bagaimana menajemen melihat kunci kinerja perusahaan. Organisasi tradisional melihat struktur perusahaan sebagai kunci utama pengukuran kinerja, sehingga semuanya diukur secara hierarki berdasarkan devisi-devisi atau departemen. Dalam teori organisasi modern, ketika persaingan bebas telah menyebabkan customer harus pandai-pandai memilih produk yang beragam dipasar, proses penciptaan produk atau pelayanan kepada pelanggan merupakan kunci utama kinerja perusahaan. Keadaan ini sering diasosiasikan dengan istilah manajemen “Market driven” atau “customer base company” yang pada intinya adalah penilaian kinerja perusahaan dari kepuasan para pelanggannya. Dan yang sangat jelas dalam format kompetisi yang baru ini adalah bahwa peranan komputer dan teknologi informasi yang digabungan dengan komponen lain seperti proses, prosedur, struktur organisasi, SDM, budaya perusahaan, manajemen dan komponen terkait lainnya dalam membentuk sistem informasi yang baik, merupakan salah satu kunci keberhasilan perusahaan secara strategis.
Tidak dapat disangkal lagi bahwa kepuasan pelanggan terletak pada kualitas pelayanan. Pada dasarnya, dalam memilih produk atau jasa yang dibutuhkannya, seorang pelanggan akan mencari perusahaan yang menjual produk atau jasa tersebut dengan istilah : cheaper (lebih murah), better (lebih baik) dan faster (lebih cepat). Disinilah peranan sistem informasi sebagai komponen utama dalam memberikan keunggulan kompetitif perusahaan. Oleh karena itu kunci kinerja perusahaan adalah pada proses yang terjadi baik di dalam perusahaan (back office) maupun yang langsung bersinggungan dengan pelanggan (front office). Dengan memfokuskan diri pada penciptaan proses (business process) yang efisien, efektif, dan terkontrol dengan baik, sebuah perusahaan akan memiliki kinerja yang handal. Tidak heran bahwa di era tahun 1980-an sampai dengan awal tahun 1990-an terlihat banyak sekali perusahaan yang melakukan BPR (Business Process Reengineering), restrukturisasi, implementasi ISO-9000, implementasi TQM, Instalasi dan pemakaian sistem informasi korporat (SAP, Oracle, BAAN) dan lain sebagainya.
Business Process Reengineering (BPR), bagaimana mempercepat dan membuat business process lebih sederhana.
B. BUSINESS PROCESS ENGINEERING (REKAYASA ULANG PROSES BISNIS)
Untuk mengkaji lebih jelas mengenai proses bisnis, penting diketahui bahwa secara umum, sebuah perusahaan akan melalui lima tahapan evolusi dalam pengembangan sistem informasinya (Sumber http: w w w.apjii.or.id /eko_indradjit / PDF%20 Collections/SistemBisnisTerintegrasi.pdf), yakni: A). The Cross-Functional Business Unit yang merupakan pengembangan modul aplikasi untuk fungsi bisnis tertentu saja, seperti misalnya untuk keperluan transaksi pembelian, penyusunan laporan keuangan, pencetakan slip gaji pegawai, dan lain sebagainya. B).The Strategic Business Unit yang merupakan hasil penyatuan beberapa fungsi manajemen di dalam sebuah divisi atau business unit tertentu untuk membantu manajemen dan staf dalam mencapai obyektif yang ditargetkan terhadap divisi atau business unit tersebut. C). The Integrated Enterprise yang merupakan sebuah sistem informasi terpadu yang mengintegrasikan berbagai modul-modul aplikasi yang dimiliki seluruh divisi atau business unit yang ada di dalam perusahaan, dimana merupakan embrio dari sistem informasi korporat terpadu. D). The Extended Enterprise yang merupakan penggabungan antara sistem informasi korporat terpadu yang telah dimiliki oleh internal perusahaan dengan satu atau lebih sub-sistem dari perusahaan atau entiti lain yang merupakan mitra kerja dari perusahaan terkait. E). The Inter-Enterprise Community yang merupakan hasil dari berbagai hubungan terintegrasi sistem informasi antar perusahaan yang ada dalam komunitas bisnis sehingga membentuk jejaring sistem informasi yang sangat besar dan luas cakupannya.
Perusahaan industri merupakan bentuk organisasi usaha yang kompleks dan menjadi acuan utama dalam Tantangan perubahan yang diharapkan untuk pencapaian bisnis yang efektif dapat diidentifikasi menjadi 2 hal, yakni: 1). Memperluas jangkauan pemikiran manajemen: hal yang menjadi fokus manajemen adalah pada inovasi produk, pertumbuhan investasi, divisi atau departemen untuk mengoptimalkan kinerja organsisasi secara keseluruhan. 2). Membangun jaringan kompleksitas teknologi informasi: untuk menspesifikasi keunggulan produk dengan aplikasi terbaru yang menuntut tingkat keahlian personel sistem informasi. Sistem manajerial perusahaan dibangun atas dasar pengetahuan manajemen mengintegrasikan antara kebutuhan infrastruktur dan proses bisnis sehingga membentuk jembatan komunikasi antara pelaku bisnis dengan tata kelola sistem informasi strategis.
Organisasi bisnis memiliki karakteristik aktivitas sistem dimana suatu keuntungan dari hasil produk dapat menjaga kelangsungan hidupnya berdasarkan informasi akuntansi. Oleh karena itu, perlu diidentifikasi apakah penggunaan sumber daya sistem informasi telah memacu perkembangan budaya bisnis berkesinambungan dan tidak macet dalam kerangka model bisnis yang diterapkan.
“business process redesign” atau yang lebih dikenal dengan BPR atau “Business Process Reengineering” (Rekayasa ulang proses bisnis). Teori Michael Hammer dan James Champy, yang digabung dengan kerangka value chain Michael Porter, telah mengilhami perusahaan untuk mengadakan perubahan besar-besaran dan secara mendasar. Karena perusahaan akan melakukan transformasi besar-besaran di sini, maka resiko yang dihadapi juga sangatlah besar.

Tercatat dalam statistik terakhir bahwa 80% dari program BPR mengalami kegagalan. Namun seperti istilah “high risk high return” mengatakan, dari 20% perusahaan yang berhasil menjalani program BPR dengan sukses, manfaat atau benefit yang diperoleh pun tidak kepalang tanggung! Ada yang sanggup meningkatkan pendapatan-nya (revenue) hingga 100%, ada yang langsung menjadi market leader, ada yang frekuensi transaksi dan volume penjualannya meningkat sangat tajam, dan keberhasilan lainnya. Dilihat dari kacamata sistem informasi, aplikasi-aplikasi seperti ERP (Enterprise Resource Planning) dan Sistem Informasi Korporat lainnya merupakan salah satu komponen utama (change driver) yang memicu perusahaan untuk melakukan program BPR. Sebutlah aplikasi seperti SAP, BAAN, Oracle, PeopleSoft, yang merupakan perangkat lunak paling laku di pasaran. Perubahan mendasar yang dimaksud dalam BPR adalah tidak hanya membatasi diri pada pembagian fungsi atau proses di dalam perusahaan, tetapi lebih dari itu. Bahkan ada perusahaan yang harus mendefinisikan ulang bisnis yang akan digelutinya (visi dan misi usaha).

Rekayasa ulang proses bisnis bukanlah harga mati atas perbaikan sistem yang mengalami hambatan dalam aplikasi prosedur organisasi, tetapi merupakan kelahiran kembali yang menyangkut bagaimana aktivitas bisnis dilakukan dari awal dengan memperhatikan pertimbangan biaya, waktu dan pelaksana.
Penting untuk diketahui bahwa rekayasa ulang proses bisnis bersifat iterative, karena menyesuaikan diri dengan suatu lingkungan bisnis yang berubah. George S. Pressman (2002) mengindikasikan model BPR (Business Process Reengineerig) terdiri dari 6 aktivitas utama, yakni: 1). Definisi bisnis: Hendak dibawa ke mana bisnis dilakukan dengan premis kunci, yaitu reduksi biaya, reduksi waktu, peningkatan kualitas dan pengembangan seta pemberdayaan personel. 2). Identifikasi proses: Aktivitas ini diprioritaskan menurut kepentingan organisasi, kebutuhan perubahan yang sifatnya dientaskan dalam program kerja yang diharapkan tertata dengan baik meskipun sifatnya bisa tentative. 3). Evaluasi proses: Proses menjalankan program kerja tertentu perlu memperhatikan aspek pengendalian yang menyangkut biaya dan target produksi, sehingga perlu adanya pengkajian dalam bentuk rencana jangka panjang atau pendek. 4). Spesifikasi dan desain proses: Mendefinisikan aktivitas bisnis perlu dilakukan program kerja khusus dengan memperhatikan faktor keberhasilan dan kesuksesan, bagaimana sumber daya sistem informasi dan manusia dapat mencapainya. Untuk itu perlu menggunakan kasus (use case) agar hasil akhir sistem dapat dicapai menurut kriteria pelanggan. Hirarki bisnis sangat penting dalam menspesifikasi bisnis yang terarah. 5). Prototyping: Ini merupakan gambaran secara abstrak yang akan diimplementasikan secara fisik mengenai model bisnis yang akan dijalankan. Prototipe bisnis dibuat berdasarkan proses sebelumnya, dan bersifat menguji untuk tahap penyaringan berikutnya. 6). Penyaringan dan Instantiasi: Berdasarkan umpan balik (feedback) dari prototipe tersebut, proses bisnis kemudian diinstankan dalam suatu bisnis.
Rekayasa ulang proses bisnis bisa menjadi jalan keluar jika daya untuk mencapai kinerja bisnis mengalami kemandekan karena metode pengendalian organisasi yang kurang memuaskan dan produk nilai bisnis tidak dihasilkan dari aktivitas bisnis yang benar. Sistematika proses bisnis menekankan pada identifikasi bisnis dan model prototyping yang sesuai dengan tujuan organisasi.
Tanggung jawab utama bagi rekayasa ulang proses bisnis menyebabkan keperluan pengembangan sistem untuk melihat lebih jauh apakah perubahan yang temporer dapat beradaptasi dengan tata kelola organisasi bisnis dengan jaringan konfigurasi model antar infrastruktur teknologi informasi yang dipakai.
C. Manfaat Bagi Perusahaan Yang Membentuk Proses Business
Dalam melakukan pengelolaan organisasi bisnis, kebanyakan dari kita terpaku dengan struktur organisasi. Bahkan banyak manajemen perusahaan yang bila menghadapi masalah dalam bisnis, akan selalu melihat ulang struktur organisasinya.
Struktur organisasi seringkali berdampak terhadap pembentukan ego dari masing-masing departemen sehingga dalam kondisi ekstrimnya akan membentuk raja-raja kecil dalam organisasi.
Fenomena ini sudah terbentuk di banyak perusahaan dan membudaya sehingga sering menjadi kendala di era persaingan sekarang dan mendatang. Pengelolaan organisasi bisnis memang membutuhkan struktur organisasi, tetapi bukan itu satu-satu perangkat yang kita bisa manfaatkan.
Perangkat lain yang harus disediakan secara cerdik oleh organisasi bisnis adalah pemetaan proses bisnis (business process mapping) yang sering diabaikan atau banyak perusahaan tidak terpikirkan.
Proses bisnis merupakan perangkat mendasar yang harus disusun secara customized di tiap organisasi bisnis. Mengapa proses bisnis yang rinci, detil, integral itu menjadi kunci? Coba kita lihat bersama manfaatnya:
Hampir semua konsep manajemen modern berlandaskan proses bisnis seperti:
· Balanced scorecard strategic management
· Integrated management system memenuhi standar mutu, keamanan pangan, lingkungan, dll
· Activity based management .Rekayasa proses bisnis (business process reengineering)
· Total quality management Business excellence model seperti Malcolm Baldrige, Singapore Quality Award, Australian Quality Award atau European Quality Award.
Mengapa semua konsep manajemen di atas yang notabene banyak diterapkan di negara maju dan berkembang mempunyai persayaratan yang berkaitan dengan proses bisnis?

Tentunya mereka bukan orang bodoh dan punya alasan mendasar memasukkan proses bisnis menjadi salah satu dari pilar atau elemen dasarnya.

*Implementasi enterprise system (IT) seperti enterprise resource planning, supply chain management, customer relation management.

Dengan demikian proses bisnis yang disusun secara mendalam dan integral akan menjadi alat penting dalam menjalankan kegiatan bisnis secara konsisten serta mudah dievaluasi hasilnya. Proses bisnis harus menjadi platform kita dalam mengelola bisnis di mana setiap karyawan memahami dengan baik proses bisnis yang harus mereka jalankan serta target yang harus mereka capai.

Efektivitas suatu bisnis beroperasi sering dipengaruhi efektivitas pelaksanaan proses bisnisnya atau isi dari proses bisnisnya.

Dalam kaitannya dengan Business Transformation Management di mana value discipline dan strategi bisnis menjadi lokomotif bisnis yang harus secara jelas dijabarkan, dimengerti dan disepakati oleh pemilik, direksi dan manajer madya, maka sudah seharusnya strategi bisnis dieksekusi secara sungguh-sungguh.

Yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana agar eksekusinya dapat berjalan secara terkendali, jelas langkahnya, jelas penanggungjawabnya serta terkoordinasi baik dengan pihak terkait? Di sini proses bisnis menjadi kendaraan penting untuk proses eksekusi dari strategi bisnis agar manajemen mampu melakukan tinjauan secara lebih jelas dan terarah.

Manajemen perusahaan juga tentunya dituntut menunjukkan komitmen mereka melalui pengambilan keputusan terhadap hal-hal strategis yang harus dilakukan dalam rangka persiapan dan proses eksekusi strategi bisnis melalui proses bisnis.

Dengan demikian maka setiap perusahaan harus membentuk proses bisnis yang unik, khas dan efektif.

Memang seringkali kita membutuhkan beberapa referensi atau petunjuk dalam menyusunnya sehingga menghindari kekeliruan yang berlarut-larut atau menghabiskan waktu.
Apa konsekuensi dari perusahaan yang tidak pernah dipetakan secara gamblang Proses bisnis mereka?
· Banyak timbul miskoordinasi & miskomunikasi antar departemen atau fungsi
· Terbantuk dinding pemisah antar departemen karena hanya mengacu struktur organisasi
· Terbentuk ego yang tinggi dari masing-masing departemen
· Masing-masing bagian mencari amannya sendiri.
· Sulit membentuk teamwork berkinerja tinggi
· Kesulitan mengadopsi berbagai konsep manajemen modern secara efektif
· Kesulitan dalam membangun integrasi teknologi informasi yang lebih kearah enterprise system
Apa konsekuensi perusahaan yang akan membentuk proses bisnis mereka?
· Melibatkan masing-masing fungsi dalam unit bisnis atau perusahaan
· Mengalokasikan waktu secara disiplin
· Harus punya target waktu penyelesaian serta tahap evaluasi progress
· Mempunyai referensi untuk membentuk proses bisnis efektif yang mampu menangkap strategi bisnis serta kebutuhan operasional sehari-hari
· Mengubah paradigma pemilik, manajemen puncak, madya dan jajaran bawahnya dari yang sebelumnya lebih berorientasi pada departemental menjadi berorientasi proses kerja
· Mempunyai kegigihan dalam proses implementasi yang pasti akan menghadapi kendala
· Evaluasi bertahap, sampai di mana proses bisnis telah menjadi mindset.
Sedemikian berkekuatannya proses bisnis yang harus dipahami oleh seluruh jajaran manajemen sehingga membangun spirit seperahu dan seperjuangan untuk menjalankan strategi bisnis dan operasional bisnis dalam mencapai visi masing-masing perusahaan.


Tentu proses bisnis yang kita miliki sekarang belum pasti memenuhi harapan dari kebutuhan mengeksekusi strategi atau persyaratan bisnis atau pelanggan yang ada, sehingga manajemen dan jajarannya harus mampu menerima terhadap perubahan penambahan atau pun pengurangan dari proses bisnisnya.
Proses bisnis yang harus dibentuk secara integral tentunya tidak boleh lari dari value discipline yang telah dipilih sebagai diferensiasi strategi bisnisnya yaitu product leadership, pperation excellence atau customer intimacy.

Proses bisnis product leadership company lebih mengutamakan kemampuan untuk mendesain produk atau jasa dengan inovasi atau kreatifitas tinggi serta melemparkan ke pasar dengan sukses atau meledak (blockbuster).

Sedangkan operation excellence company lebih menekankan proses bisnis yang selalu punya kemampuan menghasilkan atau menyediakan produk atau jasa dengan efisiensi dan produktivitas tinggi sehingga mutu, biaya, penyediaan dan kecepatan layanan menjadi target yang harus diperbaiki selalu.

Akan berbeda halnya dengan customer Intimacy company yang proses bisnisnya selalu membuat kedekatan dengan pelanggan agar mereka mampu menjadi penasehat yang baik bagi pelanggan atau proses bisnisnya fokus pada usaha membuat pelanggan tidur nyenyak menggunakan produk dan atau jasanya.

Penekanan proses bisnisnya akan berbeda antara proses bisnis ketiga perusahaan dengan value disicipline yang berlainan di atas.

Sudah barang tentu dalam penyusunan proses bisnis tiap perusahaan perlu menyambungkan antara strategi bisnis yang sudah disusun dengan kinerja proses bisnis yang akan dibentuk dan dijalankan secara konsisten di lapangan.


C. TEKNOLOGI INFORMASI PADA BUSINESS PROCESS ENGINEERING

Dari seluruh teknik manajemen perubahan (change management), Business Process Reengineering (BPR) merupakan metodologi yang paling populer di awal tahun ‘90-an. Tercatat lebih dari 1.7 juta buku Reengineering the Corporation karangan Michael Hammer dan James Champy yang diterbitkan pada tahun 1993 terjual habis di pasaran. Studi yang dilakukan oleh dua buah perusahaan riset di Amerika pada tahun 1994 menghasilkan suatu figur yang sangat mengejutkan: sekitar 70-80% perusahaan besar di Amerika sudah bersiap-siap untuk segera melakukan BPR. Komitmen perusahaan-perusahaan terhadap penggunaan cara-cara BPR yang cenderung radikal ini semakin kuat setelah beberapa perusahaan internasional, seperti AT&T, Ford, Texas Instruments, dan Mercury berhasil menaikkan kinerjanya secara signifikan setelah menjalankan program BPR. Berbeda dengan teknik-teknik manajemen perubahan yang dikenal sebelumnya, yang mejadi fokus utama dalam BPR adalah improvisasi pada level proses di dalam perusahaan (Hammer, 1993). Langkah utama yang dilakukan oleh para konsultan BPR adalah menganalisa proses-proses yang terjadi di dalam perusahaan untuk selanjutnya dipelajari lebih lanjut. Output dari proyek BPR adalah usulan atau perancangan proses-proses kerja (business process) baru yang lebih baik dari sebelumnya. Prinsip “bettercheaper- faster” menjadi pedoman utama dalam aktivitas penciptaan proses-proses baru tersebut. Tidak dapat dipungkiri pula bahwa kemajuan teknologi informasi yang teramat sangat pesat di periode yang sama telah menjadikannya sebagai salah satu komponen utama dalam format perusahaan baru sebagai hasil BPR. Perkembangan teknologi informasi seperti Local Area Network, Wide Area Network, Multimedia, Data Warehouse, Internet, dan Intranet (dengan didukung oleh backbone infrastruktur

Telekomunikasi yang semakin murah telah membuat manajemen perusahaan untuk mendefinisikan kembali visi dan misi bisnisnya, terutama yang berkaitan dengan strategi pelaksanaan bisnis. Bahkan tidak jarang terdapat perusahaan yang sama sekali putar haluan (dalam hal core business) untuk menekuni bidang industri lain setelah proses BPR dilakukan karena melihat trend pengembangan teknologi informasi di masa mendatang.

Upaya untuk mensinergikan antara proses bisnis dengan arsitektur komputasi perusahaan merupakan suatu pendekatan manajemen untuk mengelola mesin informasi dalam kerangka abstrak yang bekerja berdasarkan prinsip sistem teknologi informasi dalam usaha untuk mencapai tujuan diinginkan.
Logika bisnis sangat menentukan bagaimana falsafah bisnis diterjemahkan, diidentifikasikan dan dijalankan sesuai dengan misi bisnis yang berinteraksi dengan lingkungan eksetrnal untuk kebutuhan manajemen logistik. Dengan adanya logika bisnis, maka diharapkan akan menimbulkan embrio bisnis yang berwawasan pengetahuan dan metode perencanaan sistem yang didukung oleh kesiapan infrastruktur komputasi perusahaan.
Selanjutnya dalam tahapan penyaringan dan aplikasi dibutuhkan evaluasi logika bisnis yang dilakukan dalam proses parsial Business Process Reengineering (BPR) sebagai umpan balik apakah proses bisnis tidak mengulangi kesalahan yang mungkin terjadi sebelumnya, sehingga mendapat dukungan kesiapan arsitektur teknlogi informasi yang memadai.
Hubungan antara proses binsis dengan Teknologi Informasi khususnya didalam suatu Perusahaan dapat digambarkan dengan skema berikut: Dalam skema tersebut terdapat 4 (empat) tekanan utama, sebelum proses bisnis direkayasa, yakni: 1). Pemikiran kembali yang fundamental 2). Desain kembali secara radikal. 3). Pencapaian perbaikan yang dramatis dan 4). Berfokus pada akhir proses. Keempat tekanan utama ini merupakan penelitian yang dilakukan untuk lebih memahami latar belakang lahirnya rekayasa ulang proses bisnis itu sendiri.

Secara konservatif, sebenarnya ada empat cara improvisasi yang dapat dilakukan terhadap proses-proses dalam perusahaan yang ditawarkan oleh teknologi informasi (Peppard, 1995). Cara pertama adalah menghilangkan (eliminate) proses-proses yang dianggap tidak perlu lagi dilakukan jika sistem computer diimplementasikan, karena alasan efisiensi misalnya. Proses-proses seperti pengecekan secara manual terhadap kalkulasi-kalkulasi rumit yang tidak perlu lagi dilakukan setelah program berbasis spreadsheet dikembangkan merupakan salah satu contoh dari kemudahan yang ditawarkan oleh teknologi informasi.

Demikian pula dalam hal proses pembuatan laporan-laporan beragam - baik yang bersifat periodik maupun ad-hoc - yang biasanya memakan waktu berjam-jam jika harus dikerjakan secara manual, akan dengan sendirinya hilang dengan diinstalasinya suatu report generator berbasis komputer. Cara kedua yang ditawarkan oleh teknologi informasi adalah berupa penyederhanaan (simplification) proses-proses tertentu atau pengurangan rantai proses untuk tujuan pelaksanaan aktivitas yang lebih cepat dan murah. Kasus klasik yang paling sering dilakukan oleh perusahaan adalah dengan cara melakukan simplifikasi terhadap formulir-formulir yang biasa dipergunakan untuk tujuan kontrol internal perusahaan (karena berdasarkan filosofi lama yang mengatakan bahwa semakin banyak SDM yang terlibat dalam melakukan kontrol terhadap suatu proses, akan semakin baik – karena memperkecil kemungkinan terjadinya kolusi). Fasilitas komunikasi email dan workflow yang ditawarkan pada konsep intranet merupakan salah satu alternatif yang paling efisien dan efektif untuk mempersingkat prosedur pengajuan

dan persetujuan kredit di bank. Terlebih-lebih dengan dilengkapinya teknologi tersebut oleh system keamanan komputer yang canggih. Perbaikan proses selanjutnya adalah berupa kemungkinan diintegrasikannya beberapa proses yang biasanya ditangani oleh beberapa karyawan dari berbagai divisi yang terpisah menjadi sebuah proses yang lebih

sederhana. Sangat sulit untuk seorang salesman di perusahaan distribusi untuk mengetahui apakah yang bersangkutan memiliki barang dengan jumlah yang dipesan pelanggannya, mengingat bagian logistik-lah yang memiliki data secara akurat. Dengan diimplementasikannya jaringan komputer berskala WAN, proses pengecekan barang di gudang yang biasanya harus melalui prosedur pada bagian logistik dapat dilakukan pula oleh seorang salesman, sehingga dapat mencegah terjadinya overcommitted atau shortage terhadap pesanan pelanggan.

Hal terakhir yang ditawarkan sehubungan dengan BPR adalah berupa otomatisasi. Tidak ada yang istimewa dalam teknik ini selain merubah hal-hal yang biasanya dilakukan secara manual menjadi aktivitas yang menggunakan komputer. Penggunaan robotik pada industri manufakturing merupakan salah satu pemanfaatan teknologi informasi yang sangat populer di Jepang, Amerika, dan negara-negara Eropa. Untuk perusahaan yang bergerak di bidang jasa, biasanya proses-proses seperti data capture, data transfer, dan data analysis juga telah dikomputerisasikan karena telah terbukti lebih cepat, lebih murah, lebih akurat/terpercaya, dan lebih’menyenangkan’.

Pada kenyataannya, tidak semua perusahaan secara penuh mempergunakan cara-cara di atas. Ada sebagian perusahaan yang hanya ‘berhasil’ melakukan otomatisasi saja, sementara yang lain sudah melakukan eliminasi dan penyederhanaan proses-proses utama. Hal ini lumrah, mengingat bahwa pada akhirnya, faktor manusialah yang akan menjadi faktor penentu utama keberhasilan program BPR (mengingat para karyawanlah yang akan menjalankan proses-proses yang baru). Fenomena yang memperlihatkan bahwa ‘people don’t like to change’ di dalam format perusahaan merupakan kendala utama yang menyebabkan 70% dari usaha-usaha pelaksanaan BPR dinilai gagal. Figur ini bukanlah merupakan angka statistik yang terjadi di Indonesia, tetapi merupakan hasil studi dalam skala pelaksanaan program BPR secara internasional. Tidak ada tawar menawar lagi bahwa perusahaan untuk melakukan perubahan di era globalisasi ini jika ingin tetap bersaing. Apakah akan mempergunakan jalur BPR atau tidak, merupakan pertanyaan selanjutnya yang harus segera dijawab oleh para manajemen perusahaan.

E. KESIMPULAN

Pengembangan sistem manajerial perusahaan merupakan suatu rekomendasi dari identifikasi solusi bisnis yang memandang dampak pengembangan sistem menuju kedewasaan (maturity) terhadap produk dan jasa dihasilkan. Posisi aplikasi teknologi informasi secara tidak langsung berperan dalam memberikan sistem komputasi pada fungsi-fungsi manajemen secara garis besar, yakni dari perencanaan (planning), pengarahan (directing), pengorganisasian (organizing), koordinasi (coordinating) sampai pengendalian (controlling).
Dengan pengelolaan proses bisnis melalui arsitektur komputasi perusahaan di atas, nampaknya resiko bisnis dapat menjadi perhatian penting manajemen dimana peran lingkungan bisnis saling berinteraksi membentuk jaringan sistem informasi menghasilkan tingkat kepastian produk kompetitif melalui perencaan manajemen logistik dan pengelolaan pengendalian berbasis teknologi informasi.
Hal yang tidak dapat diabaikan dalam praktek organisasi bisnis adalah adanya suatu unit atau area yang bertugas mengembangkan suatu inovasi terhadap produk atau jasa untuk area tertentu. Ini perlu diuraikan karena, komputer ataupun bentuk teknologi informasinya menepari dua fungsi, yakni: sebagai konseptual sistem informasi ataupun secara fisik terlibat dalam proses produksi sebagai pengatur (regulator) dan pengawas (monitor). Selain itu, budaya IT learning organization sangat memberikan kontribusi untuk memberikan nilai tambah bisnis yang dapat dibuktikan dalam produk atau jasa yang dapat memenuhi harapan pelanggan.
F. DAFTAR PUSTAKA

Indrajit,Eko,Richardius: Konsep dan Aplikasi Business Process Reengineering, Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia 2002.

Indrajit,Eko,Richardius: Siapkah Perusahaan Indonesia Mengimplementasikan ERP ?, Jakarta: http://www.indrajit.org. April, 1999.

Hammer, M., and Champy, J. Reengineering the Corporation: A Manifesto for Business
Revolution, Nicholas Brealey Publishing, London, 1993.

Asmuni Idris, S.E., Akt: Arsitektur Komputasi Perusahaan Untuk Business Process Reengineering

Hartono Fery: Referensi Bisnis Terpercaya, Jakarta: Januari, 2005

 

Ikutan sahabat